Sabtu, 07 Mei 2011

HOT PLATE


HOT PLATE

Hot plate : Digunakan untuk memanaskan larutan.

Magnetik Stirer : Untuk mengaduk suatu larutan dalam proses penghomogenan
     larutan, biasanya digunakan bersama dengan hot plate

a)      Pengertian

Hot plate Magnetic Stirer adalah alat untuk mencampur/ meramu dan memasak media kultur.

b) Prinsip Kerja

• Hot plate magnetic stirrer digunakan untuk memasak/ meramu segala macam bahan nutrisi dengan melibatkan pengaduk dan pemanas.
• Pengadukan dan pemanas yang dihasilkan oleh alat ini bersumber pada energi listrik.
• Besarnya kecepatan pengaduk dan pemanasan dapat diatur berdasarkan keperluan.

c) Cara Kerja

• Siapkan hot plate magnitik stirrer
• Siapkan bahan nutrisi yang akan dicampur/ diramu sesuai dengan kebutuhan
• Masukkan nutrisi kedalam Erlenmeyer
• Letakkan Erlenmeyer dan kapsul pengaduk di atas hot plate magnetic stirrer
• Nyalakan dengan menekan tombol “on”
• Putar tombol untuk mengatur kecepatan putaran kapsul pengaduk pada Erlenmeyer
• Biarkan ramuan tersebut bercampur sampai homogen dan mendidih
• Putar panel pengatur kecepatan putar kearah kiri sehingga kapsul magnetic berhenti
• Matikan alat dengan menekan tombol “off”:
• Angkat Erlenmeyer dengan menggunakan lap
• Bersihkan alat, sehingga dalam keadaan siap pakai.
• Simpan ditempat yang aman dan bersih.

d) Cara Perwatan

• Apabila selesai digunakan harus dibersihkan dengan menggunaklan lap kering.
• Simpan pada tempat yang aman dan bersih

Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik ditambah sumber karbon organik seperti gula.

Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk dan Wheeler, 1993). Sterilisasi berarti proses pemusnahan bakteri dengan cara membunuh mikroorganisme. Dalam kegiatan penelitian mikroba, digunakan alat dan medium yang steril, maka sterilisasi ini adalah usaha untuk membebaskan alat atau bahan-bahan dari segala macam kehidupan atau kontaminasi oleh mikroba.
Media berfungsi untuk menumbuhkan mikroba, isolasi, memperbanyak jumlah, menguji sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah mikroba, dimana dalam proses pembuatannya harus disterilisasi dan menerapkan metode aseptis untuk menghindari kontaminasi pada media. Nutrien agar adalah medium umum untuk uji air dan produk dairy. NA juga digunakan untuk pertumbuhan mayoritas dari mikroorganisme yang tidak selektif, dalam artian mikroorganisme heterotrof. Media ini merupakan media sederhana yang dibuat dari ekstrak beef, pepton, dan agar. NA merupakan salah satu media yang umum digunakan dalam prosedur bakteriologi seperti uji biasa dari air, sewage, produk pangan, untuk membawa stok kultur, untuk pertumbuhan sampel pada uji bakteri, dan untuk mengisolasi organisme dalam kultur murni dengan caradisterilisasi dengan autoklaf pada 121°C selama 15 menit (Fathir, 2009).

Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat hara (nutrient) yang berguna untuk membiakkan mikroba. Dengan menggunakan bermacam-macam media dapat dilakukan isolasi, perbanyakan, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan sejumlah mikroba. Kegunaan media (perbenihan) dalam laboratorium adalah:
1. Untuk pembiakan dengan maksud memperbanyak bakteri yang dicari.
2. Untuk tujuan isolasi bakteri agar didapat biakan murni.
3. Untuk menyimpan bakteri yang telah murni tersebut baik untuk keperluan sehari-hari (determinasi) maupun untuk menyimpan dalam waktu lama.
4. Untuk mempelajari sifat-sifat pertumbuhannya (culture characteristic).
Supaya mikroba dapat tumbuh baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat, antara lain:
a. Harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba
b. Harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan pH yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan ditumbuhkan
c. Tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba
d. Harus berada dalam keadaan steril sebelum digunakan, agar mikroba yang di tumbuhkan dapat tumbuh dengan baik.


Pada umumnya di dalam air tanah kandungan senyawa humus (humic dan fulvic acid) cukup rendah, biasanya kurang dari beberapa mg/l. Walaupun tidak ada definisi struktural untuk senyawa humus, telah banyak dilakukan upaya karakterisasi pada sebagian kelas dari senyawa ini. Senyawa humus pada umumnya memiliki formula seperti polimer organik heteroatomik yang panjang. Komposisi dan struktur senyawa humus berbeda–beda tergantung pada sumber material dan kondisi lokasi dimana senyawa tersebut terbentuk.

Meskipun demikian, telah dilakukan beberapa proses generalisasi berdasarkan gugus fungsi yang terdapat pada senyawa humus tersebut. Salah satu struktur yang signifikan dari hipotesis yang ada ialah keberadaan gugus fungsi teroksigenasi. Gugus fungsi ini dipercaya bertanggung jawab terhadap kemampuan senyawa humus membentuk senyawa kompleks dengan logam. Banyak diantara senyawa organik sintetik yang teridentifikasi sebagai kontaminan air tanah seperti, pestisida, produk minyak bumi, dan pelarut terhalogenasi (Krisma, 2008).

Keberadaan zat organik di dalam air menimbulkan warna dan bau serta dapat membantu pertumbuhan bakteri. Senyawa humus di dalam air akan  menimbulkan senyawa trihalometan setelah klorinasi. Telah diketahui bahwa senyawa trihalometan bersifat karsinogenik. Oleh karena itu senyawa organik harus sedapat mungkin disisihkan pada pengolahan air terutama dengan proses kimia (Krisma, 2008).

Pengukuran angka permanganat adalah pengukuran zat organik dalam air, dimana zat organik di dalam air dioksidasi oleh oksidator kuat KMnO4 pada suhu mendidih (±100oC) selama 10 menit. Semakin banyak zat organik di dalam air maka akan semakin banyak oksidator KMnO4 yang dibutuhkan untuk mengoksidasi senyawa organik. Pengukuran zat organik secara agregat (umum) ditujukan untuk mengetahui konsentrasi zat organik di dalam air secara umum, tanpa mengetahui jenis senyawanya. Dasar pengukuran secara agregat adalah berdasarkan sifat atau karakteristik senyawa organik secara umum.

Metode yang digunakan dalam pengukuran angka permanganat ini adalah titrasi permanganometri. Prinsip pengukurannya adalah zat organik di dalam air dioksidasi oleh KMnO4 berlebihan dalam suasana asam dan panas. Kelebihan KMnO4 direduksi oleh asam oksalat berlebihan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar